ADITYO BAMBANG MATARAM BERSAMA H.R.H KING ALLEN W.W NEOH
=============================================
SEBUAH SEJARAH YANG MURNI

1964 pertemuan Dua raksasa Jenderal TNI AM (Anak Marhaen) Hanafi yang mewakili Presiden Soekarno Panglima Perang dari Dunia ke Tiga, dan Perdana Menteri Cuba Fidel Castro (Pelopor Kekuatan Angin Taupan Revolusioner yang menantang Kekuatan-kekuatan Barat sejak 1959. Adityo BM Hanafi mengarungi semua kejadian-kejadian ini laksana Kapal Tempur yang mengarungi gelombang maha dahsyat, pada era pergolakan tahun "60an" dalam menjalankan Amanah The Holly Triangle.

19 Desember 1963. Beberapa minggu sebelum menjalankan misi sebagai Duta Besar RI di Cuba. Presiden Soekarno berfoto dengan Keluarga Jenderal TNI . AM Hanafi. Kedua matanya bersinar bagaikan dua matahari yang memancarkan panas menyilaukan mata di dalam satu kesatuan langit dan bumi seperti Indonesia dan Cuba. Debu pertempuran beterbangan di Asia Tenggara Dua Kekuatan Raksasa saling berhadap-hadapan antara Kekuatan Barat dan Kekuatan The New Emerging Forces yang diilhami oleh Spirit Konferensi Bandung 1955 dipimpin oleh Presiden Soekarno, yang pada saat tahun "60an" menantang dan bertempur melawan Barat dalam satu pertempuran tanpa ampun, bagaikan Dua Naga berebut Mustika.
Dari kiri ke kanan, Adityo BM Hanafi, Diaz Hanafi, AM Hanafi, Presiden Soekarno, Soekendah Hanafi ( Ibunda Adityo Hanafi ) , Nuri dan Yanti Hanafi.
Dari kiri ke kanan, Adityo BM Hanafi, Diaz Hanafi, AM Hanafi, Presiden Soekarno, Soekendah Hanafi ( Ibunda Adityo Hanafi ) , Nuri dan Yanti Hanafi.
1964. Pahlawan Legendaris Che Guevara memberikan Kehormatan kepada Duta Besar RI Jenderal TNI AM Hanafi dan istri di dalam satu resepsi yang diorganisir oleh Jenderal TNI AM Hanafi di Hotel Habana Riviera.

Pada saat rileks di tengah-tengah ketegangan dunia tahun 1960 Bung Karno dikelilingi oleh pemimpin-pemimpin Revolusi Cuba sambil bergurau. Nampak Dua Raksasa Revolusioner Fidel Castro memakai topinya Bung Karno, dan sebaliknya Bung Karno memakai topi petnya Fidel castro.



Cuba 1963. Di dalam kunjungannya Bung Karno ke Cuba adalah untuk mempererat pertalian Asia-Afrika-Amerika Latin . Presiden Soekarno disambut oleh Pemimpin Revolusi Cuba Fidel Castro terlihat disini Presiden Soekarno(Bung Karno) sedang memberikan amanah salah-satunya mengenai Dana-dana Revolusi yang dialokasikan juga untuk Cuba dalam rangka melawan Imperialisme Amerika. Perdana Menteri Cuba Fidel Castro dan Presiden Cuba Oswaldo Dorticos. Dalam pada saat itu Presiden Soekarno juga menyinggung tentang Jaminan Emas dari Indonesia atas nama Soekarno sebanyak 97 milyar US Dollar untuk dirunding bersama DUBES Jenderal AM Hanafi dan Fidel Castro dalam rangka mengkondisikan Imperialisme Amerika yang mengancam Perdamaian di Asia Tenggara.

Maret 1966. Jenderal TNI AM hanafi dan Adityo BM Hanafi di Teluk Amsterdam beberapa hari sebelum sampai di Havana. Keduanya baru saja meninggalkan Indonesia. Yang mana pada tanggal 13 Maret 1966 Jenderal TNI AM Hanafi mendorong Presiden Soekarno dan Jenderal KKo Angkatan Laut Hartono di Istana Bogor untuk memukul balik Kekuatan Jenderal Suharto. Presiden Soekarno pada saat itu masih mempunyai Kekuatan Besar, baik Masa maupun Angkatan Bersenjata tapi Bung Karno tidak terpancing untuk berperang. Pada akhirnya Jenderal KKo AL Hartono dibunuh oleh Kolonel Neklani dari CPM atas perintah Jenderal Suharto.
PELAKU SEJARAH SAKSI SEJARAH
Mereka bergerak atas Komado Pemimpin Tertinggi Alamsemesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa, maka perjuangannya murni karena Lillahi Ta'ala,( semata-mata hanya kehendak Tuhan Yang Maha Esa, bukan kehendak pribadi , jabatan, nama besar, pangkat, kekayaan, dll ) tapi yang ada dibenaknya Merdeka atau Mati.
Disinilah berkumpulnya para pelaku dan saksi sejarah bangsa Indonesia yang murni, tanpa rekayasa fakta sejarah, karena para pelaku dan saksi sejarah adalah kunci legalitas yang abadi. Dari merekalah sejarah bangsa Indonesia yang murni dapat dipertahankan dan dipertanggungjawabkan dihadapan Sang Maha Penguasa Alam semesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Dan perlu khalayak ramai ketahui bahwa , sesungguhnya para pelaku dan saksi sejarah masih hidup dan sangat banyak jumlahnya mereka berpencar di seluruh dunia. Mereka mempunyai ilmu yang tidak dimiliki oleh manusia yang hidup di jaman sekarang.
Sebab baginya legalitas dari tulisan manusia bisa dibeli dan rekayasa, tetapi legalitas dari pelaku dan saksi sejarah tidak bisa dibeli taruhannya nyawa dan perjuangan tanpa pamrih.
No comments:
Post a Comment